Informasi : Jumat 27 Juni 2025, Kantor Libur. Memperingati Tahun Baru Islam 1447 H.

Dampak Buruk Pertambangan Terhadap Hewan dan Tanaman

tambang

Baru-baru ini, isu pertambangan di kawasan Raja Ampat kembali mencuat dan menjadi sorotan publik. Raja Ampat yang selama ini dijuluki "Sepenggal Surga", terancam oleh aktivitas pertambangan yang berpotensi merusak ekosistem yang telah terbentuk selama bertahun-tahun.

Baca Juga :

Meski pertambangan menjadi sumber ekonomi bagi sebagian pihak, tidak dapat dipungkiri bahwa aktivitas ini mempunyai dampak serius terhadap keberlangsungan hewan dan tanaman, terutama di wilayah sensitif seperti hutan tropis, pegunungan, serta pesisir.

Hilangnya Habitat Alami

tambang

Dampak paling nyata dari pertambangan adalah hilangnya habitat. Pembukaan lahan besar-besaran untuk tambang sering kali dilakukan dengan cara meratakan hutan atau menggali bukit. Tindakan ini tentu menghancurkan tempat tinggal berbagai jenis satwa dan tumbuhan.

Di Raja Ampat, banyak spesies endemik seperti burung cenderawasih, anggrek langka, hingga pepohonan asli Papua yang sangat bergantung pada ekosistem hutan yang utuh. Ketika habitatnya dirusak, akan banyak hewan yang kehilangan tempat berlindung dan makanan.

Hal ini dapat menyebabkan migrasi paksa, penurunan populasi, bahkan yang paling parah adalah kepunahan lokal. Begitu pula dengan tanaman, terutama yang tidak bisa berpindah tempat, akan langsung mati akibat kerusakan lingkungan.

Pencemaran Tanah dan Air

air kotor

Aktivitas pertambangan juga dapat mencemari tanah dan air di sekitarnya. Limbah tambang seperti logam berat (merkuri, arsenik, dan kadmium) serta bahan kimia lainnya dapat menyerap ke dalam tanah dan aliran sungai.

Tanaman-tanaman yang tumbuh di tanah tercemar tentu akan mengalami gangguan pertumbuhan dan tidak menutup kemungkinan bisa langsung mati, sementara air yang tercemar berpotensi meracuni ikan dan hewan air lainnya.

Spesies amfibi dan hewan kecil yang sangat sensitif terhadap perubahan lingkungan akan menjadi yang pertama terancam. Bahkan hewan seperti burung dan mamalia yang bergantung pada sumber air bersih pun tidak luput dari dampaknya.

Tahukah kamu? Kantong sampah atau plastik sampah punya peran penting dalam menjaga lingkungan agar lebih bersih dan rapi. Anda butuh kantong sampah? Klik disini sekarang!

Gangguan Rantai Makanan

tambang

Tak hanya beberapa dampak di atas, pertambangan juga bisa menyebabkan disrupsi rantai makanan alami. Saat satu spesies punah atau berkurang drastis akibat kehilangan habitat atau keracunan, maka hewan lain yang bergantung padanya juga akan terdampak.

Sebagai contoh, jika serangga mati karena pencemaran tanah, maka burung pemakan serangga akan ikut terancam kelaparan. Rantai ini kemudian berlanjut ke tingkat lebih tinggi, dan dalam waktu singkat, keseluruhan ekosistem bisa menjadi tidak stabil.

Pemanasan Mikroklimat dan Erosi

tambang

Vegetasi yang rusak akibat pertambangan menyebabkan hilangnya peneduh alami dan berpotensi mempercepat pemanasan mikroklimat setempat. Tanah menjadi lebih kering, tanaman sulit tumbuh, dan hewan kehilangan tempat berlindung.

Selain itu, tanpa akar pohon yang menahan tanah, risiko erosi dan longsor pun meningkat, menimbulkan kerusakan lanjutan yang sulit dipulihkan. Dampak pertambangan terhadap hewan dan tanaman bukan hanya soal lingkungan lokal, tetapi menyangkut keberlanjutan planet ini.

Upaya mitigasi dan reklamasi lahan pasca tambang sangat penting dilakukan. Sudah saatnya pemerintah, masyarakat, dan pelaku industri lebih bijak dalam mengelola sumber daya alam, agar kekayaan hayati Indonesia tetap lestari untuk generasi mendatang.

Dampak Buruk Pertambangan Terhadap Hewan dan Tanaman Dampak Buruk Pertambangan Terhadap Hewan dan Tanaman Reviewed by Pak Tani on Juni 21, 2025 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.