Dampak El Nino di Sektor Pertanian Indonesia, Waspada!

Menurut BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), el nino merupakan suatu fenomena pemanasan suhu muka laut di atas kondisi normal yang biasa terjadi di Samudera Pasifik tengah.

Pemanasan suhu muka laut tersebut bisa meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah. El nino bisa memicu terjadinya kondisi kekeringan di beberapa wilayah Indonesia secara umum.

Baca Juga :

Singkatnya, el nino ialah fenomena yang mengakibatkan suhu panas di musim kemarau makin naik dan menyebabkan curah hujan berkurang. Tingkat berkurangnya curah hujan sendiri tergantung dari intensitas el nino.

Namun sebab posisi geografis Indonesia yang dikenal sebagai negara maritim, maka tak seluruh wilayahnya terpengaruh oleh fenomena el nino. Daerah yang tak terkena dampak el nino di Indonesia antara lain Kalimantan Tenggara, Sulawesi, serta Irian Tengah.

Sejarah mencatat, el nino level lemah di Indonesia pernah terjadi 8 kali di tahun 1951, 1963, 1968, 1969, 1976, 1977, 2004 dan 2006. Sedangkan el nino level moderat pernah terjadi 4 kali pada 1986, 1987, 1994, dan 2002.

Dampak langsung yang bisa dirasakan akibat el nino adalah suhu sekitar yang semakin panas, tidak seperti biasanya. Selain cuaca, el nino juga menimbulkan dampak buruk di beberapa sektor, salah satunya adalah pertanian. 

Kekeringan akibat el nino dapat mengurangi jumlah ketersediaan air untuk irigasi persawahan, sehingga perlu dilakukan beberapa upaya seperti mencegah air berkurang dengan cepat atau menambah cadangan air.

Secara garis besar, el nino dapat menurunkan hasil produksi pertanian dan menyebabkan gagal panen. Untuk mengurangi dampak besar dari el nino, pemerintah umumnya memberikan peringatan dini kepada masyarakat agar bisa melakukan persiapan di segala sektor, khususnya pertanian.

Agar tanaman tidak terkena dampak matahari langsung dan layu, anda bisa memberikan naungan jaring paranet. Butuh paranet? Klik disini sekarang!

Dampak El Nino Bagi Sektor Pertanian Indonesia

Beras, ketika sedang musim tanam diprediksikan bisa berakibat gagal panen bagi padi yang ditanam bulan Mei-Juli karena kebutuhan air berkurang drastis.

Gandum, sekalipun gandum paling cocok ditanam di musim kemarau, tetapi kondisi yang terlalu kering akan menghambat tumbuhnya tanaman gandum yang ditanam di bulan April-Mei.

Kedelai, dengan periode tanam bulan Juni-Juli, komditas ini membutuhkan pasokan air cukup pada Agustus-September. Jika el nino berlangsung lebih lama, tentu bisa berdampak buruk.

Minyak Sawit, dengan tingginya permintaan dari luar negeri dimana sekitar 90 persen dari minyak sawit dunia diproduksi di Indonesia dan Malaysia. El nino dapat mengakibatkan kekhawatiran akan pengetatan produksi dan memicu peningkatan harga.

Jagung, lahan jagung memerlukan volume air lebih banyak daripada palawija lain. El nino tentu menjadi momok menakutkan dan perlu segera diantisipasi dan dicarikan solusi jika el nino berlangsung lama.

Referensi :

https://www.kompas.com/tren/read/2023/04/26/201500265/mengenal-apa-itu-el-nino-dan-dampaknya-bagi-bumi

https://www.vibizmedia.com/2015/08/03/dampak-el-nino-pada-sektor-pertanian-indonesia/

https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-6611964/pakar-ipb-ingatkan-el-nino-di-indonesia-bakal-tiba-tengah-tahun-apa-bahayanya

Dampak El Nino di Sektor Pertanian Indonesia, Waspada! Dampak El Nino di Sektor Pertanian Indonesia, Waspada! Reviewed by Pak Tani on April 29, 2023 Rating: 5

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.