Ketika berbicara tentang inovasi pertanian, Cahokia Rice menjadi salah satu tonggak penting yang menunjukkan bahwa peneliti asal Indonesia mampu melahirkan produk pangan tingkat dunia.
Baca Juga :
- Mengenal Durian Ripto, Mulai dari Sejarah hingga Harganya
- 5 Sayuran Sehat yang Cocok Dikonsumsi Orang Usia 30-an
- Mengenal Tingkat Kerapatan Paranet dan Penggunaannya
Beras tinggi protein ini adalah hasil riset dari Prof. Herry S. Utomo, alumnus Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya dan kini menjabat sebagai profesor penuh di LSU, Amerika Serikat.
Mengapa Dinamai Cahokia?
Cahokia Rice adalah varietas padi inovatif yang secara alami (non-GMO) menghasilkan 50% lebih banyak protein dibandingkan beras biasa, sekaligus memiliki IG rendah, sehingga cocok untuk dikonsumsi penderita diabetes.
Nama "Cahokia" diambil dari nama suku Indian (penduduk asli benua Amerika) yang tinggal di kawasan Illinois, sebuah representasi kehormatan untuk tanah tempat riset ini dikembangkan dan diujicobakan.
Anda seorang petani atau pengusaha beras? Butuh karung beras berkualitas, harga tetap ekonomis? Beli saja di Lim Corporation! Cek harganya disini.
Profil Pencipta Cahokia Rice
Prof. Ir. Herry S. Utomo, MS, PhD menempuh pendidikan sarjana di Universitas Brawijaya Malang, kemudian melanjutkan ke tingkat Master di University of Kentucky dan meraih gelar PhD di LSU (Louisiana State University).
Tahun 2017, beliau dianugerahi jabatan kehormatan sebagai F. Avalon Daggett Endowed Professor, berkat prestasi dan dedikasinya dalam dunia pertanian dan pemuliaan tanaman.
Bersama rekan sejawat (termasuk Prof. Ida), beliau memimpin penelitian mutasi alami untuk menciptakan varietas padi unggulan. Varietas ini dikembangkan untuk membantu mengatasi masalah kekurangan gizi global, khususnya protein.
Keunggulan Cahokia Rice
Cahokia mengandung sekitar 6 gram protein per porsi, sementara beras biasa hanya sekitar 4 gram. IG (indeks glikemik) beras ini rendah sehingga tidak menyebabkan lonjakan gula darah tajam.
Padi cahokia tahan terhadap jamur Pyricularia grisea, memiliki periode panen pendek, dan produktivitas tinggi hingga 7.560 kg/ha, memberikan 150 kg protein murni per hektar, setara 550 kg daging atau 4.500 liter susu.
Cahokia Rice dapat menghemat bahan bakar, air, dan waktu saat dimasak, aspek signifikan untuk kebutuhan rumah tangga modern. Cahokia Rice bukan sekadar beras baru, ini adalah inovasi pertanian berbasis sains dan kemanusiaan.
Dengan latar belakang ilmiah yang kuat dari Prof. Herry S. Utomo, dan jika berhasil diterapkan secara luas, Cahokia Rice bisa menjadi jawaban dalam mengatasi tantangan gizi dan memperkuat ketahanan pangan global.

Tidak ada komentar: