Tuna adalah salah satu ikan laut paling terkenal di dunia. Termasuk dalam keluarga Scombridae, ikan tuna hidup di perairan tropis dan subtropis dan dikenal sebagai perenang handal yang mampu menempuh jarak ribuan kilometer dalam waktu singkat. Kecepatan berenang tuna bisa mencapai 75 km/jam, menjadikannya salah satu ikan tercepat di laut.
Baca Juga :
- Weedmat, Karpet Anti Gulma yang Bisa Tahan hingga 7 Tahun!
- Mengulik Potensi Bisnis Beternak Kelinci Hias di Indonesia
- Ternyata Secara Botani, Buah Jambu Monyet Bukanlah Buah!
Selain kecepatan, fakta unik lain dari ikan tuna adalah tubuhnya yang hangat. Tidak seperti kebanyakan ikan berdarah dingin, beberapa jenis tuna, seperti bluefin tuna, memiliki kemampuan untuk menjaga suhu tubuhnya tetap lebih hangat dari air sekitarnya. Ini memungkinkan mereka berburu secara agresif di perairan yang lebih dingin.
Tuna juga dikenal memiliki nilai ekonomi tinggi. Dagingnya yang kaya protein dan rendah lemak menjadikannya favorit dalam berbagai kuliner, seperti sushi, sashimi, steak, dan kaleng tuna. Namun, di balik semua keunggulan itu, tuna menyimpan satu fakta biologis mengejutkan, yakni ikan tuna bisa mati jika berhenti berenang.
Kenapa Ikan Tuna Bisa Mati Jika Berhenti Berenang?
Berbeda dengan ikan pada umumnya yang memiliki sistem pernapasan pasif, ikan tuna memiliki cara bernapas yang sangat bergantung pada gerakan. Tuna termasuk dalam kelompok ikan yang menggunakan metode "ram ventilation", yaitu mendapatkan oksigen dengan cara terus-menerus membuka mulut sambil berenang agar air mengalir melewati insangnya.
Tanpa berenang, air tidak akan mengalir melewati insang, sehingga ikan tidak bisa menyerap oksigen. Akibatnya, jika tuna berhenti berenang, sirkulasi oksigen terhenti dan mereka bisa mati karena kekurangan oksigen. Inilah alasan mengapa tuna hampir tidak pernah diam atau istirahat. Bahkan saat tidur, tubuh mereka tetap dalam gerakan konstan.
Sebagai tambahan, tuna tidak memiliki kandung kemih renang (swim bladder) yang biasanya membantu ikan mengatur daya apung. Artinya, mereka perlu terus berenang untuk menjaga posisi dan kedalaman di air. Jika berhenti, tubuh tuna bisa tenggelam atau terapung secara tidak normal, menambah tekanan stres fisiologis.
Tahukah Anda? Waring ikan adalah jaring yang bisa digunakan sebagai pagar kolam, berfungsi agar ikan tidak keluar kolam. Anda butuh waring ikan? Klik disini sekarang!
Karakteristik ini membuat ikan tuna menjadi sangat unik, namun juga rentan terhadap kondisi lingkungan yang berubah. Misalnya, penangkapan tuna dengan alat tangkap yang membuat ikan tidak bergerak dalam waktu lama bisa menyebabkan kematian dini. Oleh karena itu, metode penangkapan tuna yang etis dan berkelanjutan kini semakin dibutuhkan.
Dari sisi konservasi, populasi tuna di beberapa wilayah di dunia mengalami penurunan drastis akibat overfishing, atau penangkapan ikan secara berlebihan. Selain itu, hal ini diperburuk oleh sulitnya budidaya tuna, karena ikan ini memiliki perilaku renang aktif yang konstan dan sulit diternakkan secara massal seperti ikan laut lainnya.

Tidak ada komentar: