Akhir-akhir ini, media sosial dihebohkan dengan penampakan buah polong-polongan berukuran jumbo atau raksasa yang mirip dengan petai, dan memiliki panjang hingga lebih dari satu meter.
Baca Juga :
- [Kuis] Kamu Pecinta Tanaman Hias Sejati? Yuk Ikutan Kuis Ini!
- Daftar Tanaman Tidak Tahan Panas dan Butuh Naungan Paranet
- [Kuis] Tes Pengetahuanmu Soal Durian Lewat Kuis Singkat Ini!
Tumbuhan ini banyak ditemukan di wilayah hutan tropis dan dikenal dengan nama ilmiah Entada phaseoloides, atau di beberapa daerah di Indonesia disebut Gandu/Bendoh (Jawa), Cariyu (Sunda).
Meskipun masih satu ordo dengan petai biasa, sama-sama dari keluarga Fabaceae atau suku polong-polongan, Entada phaseoloides memiliki fakta dan keunikan yang jauh berbeda dari petai biasa.
Bukan untuk Konsumsi Langsung
Perlu diketahui, buah dari Entada phaseoloides tidak disarankan dikonsumsi langsung. Berbeda dengan petai yang memiliki rasa khas dan aroma menyengat, buah Entada memiliki rasa pahit dan getir.
Beberapa orang yang pernah mencobanya menggambarkan bahwa biji berwarna putih di dalamnya memiliki rasa yang jauh dari kenikmatan petai biasa.
Bahkan, beberapa sumber menyebutkan biji dari spesies Entada tertentu bisa beracun jika tidak diolah dengan benar, misalnya melalui proses perendaman dan pemanggangan yang lama.
Pohonnya Berbentuk Liana (Merambat)
Jika petai biasa tumbuh di pohon tegak, tumbuhan Entada phaseoloides justru berbentuk Liana atau memanjat (merambat) dan berkayu besar. Tanaman ini tumbuh liar di hutan tropis basah Indonesia dan negara-negara Asia lainnya.
Batangnya bisa tumbuh sangat besar dan memiliki sulur kayu, bahkan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk mencapai ukuran dewasa. Sifatnya sebagai pemanjat inilah yang membuatnya berbeda drastis dari pohon petai yang kita kenal.
Polong Terpanjang di Dunia
Ukuran adalah keunikan utama Entada phaseoloides. Polong bijinya dapat mencapai panjang yang luar biasa, seringkali melebihi 1 meter, bahkan ada temuan yang mencapai 1,2 meter atau 6 kali lipat ukuran petai biasa.
Setiap polong besar ini menampung banyak biji, yang juga berukuran jauh lebih besar. Biji Entada inilah yang sering digunakan dalam pengobatan tradisional, bukan sebagai bahan makanan sehari-hari layaknya petai biasa.
Tahukah kamu? Dalam budidaya tanaman di greenhouse, weedmat digunakan sebagai alas tanah supaya gulma dan rumput liar tidak tumbuh. Anda butuh weedmat? Klik disini untuk cek harganya.
Manfaat dan Potensi
Meskipun tidak cocok untuk dimakan langsung sebagai sayur, biji Entada phaseoloides memiliki jejak panjang dalam pemanfaatan tradisional.
Di beberapa wilayah, biji Entada telah dimanfaatkan sebagai obat tradisional untuk mengatasi masalah seperti bengkak-bengkak, kelumpuhan, hingga bahan suplemen pasca melahirkan.
Penelitian modern juga tengah mengkaji potensi Entada phaseoloides sebagai bahan obat anti-inflamasi dan untuk pengobatan diabetes melitus.
Selain itu, batang tanaman ini kaya akan saponin, senyawa yang menghasilkan busa, sehingga secara tradisional dapat digunakan sebagai larutan pembersih atau sabun alami.
Tanaman Langka yang Perlu Dilestarikan
Penemuannya di beberapa hutan lindung di Indonesia, seperti di wilayah di Kalimantan, Sumatera, Jawa, hingga Papua, menunjukkan bahwa Entada phaseoloides merupakan tumbuhan langka yang tidak bisa tumbuh di sembarang tempat.
Keberadaannya di kawasan cagar alam menandakan pentingnya konservasi. Para petugas konservasi dan masyarakat dihimbau untuk menjaga dan melestarikan tanaman ini, bukan untuk dikonsumsi, melainkan menjaga keanekaragaman hayati dan meneliti potensi medisnya.
Reviewed by Pak Tani
on
November 08, 2025
Rating:






Tidak ada komentar: